Kalor: Pengertian, Satuan, Jenis, Rumus, Penerapan, Contoh Soal dan Pembahasan
Pengertian Kalor
Kalor merupakan salah satu bentuk energi yang dapat berpindah dari benda yang satu ke benda yang lain. Jika dua buah benda yang suhunya berbeda disentuhkan, suatu saat akan terjadi kesetimbangan termal (suhunya sama). Hal ini terjadi karena adanya perpindahan kalor dari benda yang bersuhu tinggi ke benda yang bersuhu rendah.
Kalor merupakan salah satu bentuk energi yang dapat berpindah dari benda yang satu ke benda yang lain. Jika dua buah benda yang suhunya berbeda disentuhkan, suatu saat akan terjadi kesetimbangan termal (suhunya sama). Hal ini terjadi karena adanya perpindahan kalor dari benda yang bersuhu tinggi ke benda yang bersuhu rendah.
Kalor berbeda dengan suhu, walaupun
keduanya memiliki hubungan erat. Suhu adalah derajat panas atau dingin suatu
benda, sedangkan kalor adalah energi yang dipindahkan dari suatu benda ke benda
yang lain. Suhu dan kalor dapat dibedakan dengan jelas pada peristiwa perubahan
wujud suatu zat.
Untuk mengubah es menjadi air diperlukan
kalor. Pada peristiwa perubahan wujud ini, es bersuhu 0oC berubah menjadi air bersuhu 0oC. Jadi, tidak ada perubahan suhu pada saat es
mencair, tetapi dibutuhkan kalor untuk mengubah wujud es tersebut.
Pada
dasarnya, kalor adalah perpindahan energi kinetik dari satu benda yang
bersuhu lebih tinggi ke benda yang bersuhu lebih rendah. Kalor dilambangkan
dengan huruf Q.
|
Pada waktu zat mengalami pemanasan,
partikel-partikel benda akan bergetar dan menumbuk partikel tetangga yang
bersuhu rendah. Hal ini berlangsung terus menerus membentuk energi kinetik
rata-rata sama antara benda panas dengan benda yang semula dingin. Pada kondisi
seperti ini, terjadi keseimbangan termal dan suhu kedua benda akan sama.
Satuan Kalor
Kalian tentunya sudah mengetahui beberapa
bentuk energi, misalnya energi listrik, energi mekanik, energi potensial,
energi kinetik, energi kimia, dan lain-lainnya. Kalor juga merupakan salah satu
bentuk energi yang dapat berpindah karena adanya perbedaan suhu. Karena kalor
adalah energi, maka juga mempunyai satuan dalam SI (Sistem Internasional)
satuannya adalah joule (J).
Sebelum orang mengetahui bahwa kalor
adalah salah satu bentuk energi, kalor diberi satuan kalori atau kilokalori.
Satu kalori didefinisikan sebagai banyaknya kalor yang diperlukan untuk
menaikkan suhu satu gram air sebesar 1oC. Untuk konversi satuan kalor dari joule ke kalori
atau sebaliknya adalah sebagai berikut.
1 kalori = 4,18 Joule
1 Joule = 0,24 kalori
Tokoh
Fisika
|
Joseph
Black, adalah seorang kimiawan Skotlandia yang mendukung teori tentang panas,
yaitu bahwa suhu merupakan konsentrasi kalori dalam suatu benda. Ia kemudian
menemukan ilmu baru yang disebut kalorimetri. Ketika menyelidiki tentang
panas (kalori), ia mengira bahwa kapasitas panas merupakan jumlah panas yang
dapat ditampung oleh suatu benda. Padahal, ini sebenarnya merupakan ukuran
tentang jumlah energi yang diperlukan untuk menaikkan suhu suatu benda dalam
jumlah tertentu
|
Rumus Hubungan Suhu dan Kalor
Untuk memahami hubungan antara suhu dan
kalor, silahkan kalian perhatikan ilustrasi berikut ini. Misalkan, pada 200 mL
air dan 200 mL alkohol diberikan kalor yang sama. Ternyata, kenaikan suhu pada
alkohol lebih besar daripada air. Demikian halnya jika pada 200 mL air dan 500
mL air diberikan kalor yang sama banyaknya, kenaikan suhu pada 200 mL air lebih
besar daripada 500 mL air. Peristiwa tersebut menunjukkan hal-hal sebagai
berikut.
■ Kalor yang diberikan pada zat sebanding dengan
kenaikan suhunya. Dapat ditulis sebagai berikut.
Q ~ ∆T
■ Kalor yang dibutuhkan untuk menaikkan suhu
zat sebanding dengan massa zat. Dapat ditulis sebagai berikut.
Q ~ m
■ Kalor yang dibutuhkan untuk menaikkan suhu
bergantung pada jenis zat. Dapat ditulis sebagai berikut.
Q ~ c
Dari ketiga persamaan di atas, dapat
disimpulan bahwa banyaknya kalor yang diberikan pada suatu benda sebanding
dengan kenaikan suhu (∆T), massa benda (m) dan kalor jenis bendanya (c).
Ditulis dengan persamaan berikut.
Q = mc∆T
………. Pers. (1)
|
Keterangan:
Q = jumlah kalor yang diberikan (kalori
atau joule)
m = massa benda (g atau kg)
c = kalor jenis (kal/goC atau J/kgoC)
∆T = perubahan
suhu (oC)
Persamaan (1), jika kalor ditambahkan ke
zat maka Q dan ∆T adalah positif dan temperatur naik. Sebaliknya jika
kalor dilepas dari zat, Q dan ∆T adalah negatif dan temperatur turun.
Definisi yang diberikan oleh persamaan (1) berlaku untuk c konstan.
Kalor Jenis
Dari persamaan (1) di atas, maka dapat
kita tulis persamaan kalor jenis (c) yaitu sebagai berikut.
c
|
=
|
Q
|
……….
Pers. (2)
|
m∆T
|
Dari persamaan (2), maka kalor jenis dapat didefinisikan sebagai banyaknya kalor yang diperlukan suatu zat untuk menaikkan suhu 1 kg zat tersebut sebesar 1oC. Tabel berikut ini menunjukkan kalor jenis beberapa zat pada suhu 20oC dan tekanan tetap 1 atmosfer.
Tabel kalor jenis beberapa zat pada suhu
20oC dan tekanan 1 atm
Zat Padat
|
Kalor jenis
(J/kgoC
|
Zat Cair
|
Kalor jenis
(J/kgoC
|
|
Kuningan
|
367
|
Alkohol
|
2.400
|
|
Aluminium
|
900
|
Raksa
|
140
|
|
Tembaga
|
390
|
Air
|
||
Besi atau
baja
|
450
|
Es (-5oC)
|
2.100
|
|
Timah
|
130
|
Cair (15oC)
|
4.186
|
|
Marmer
|
860
|
Uap (110oC)
|
2.010
|
|
Perak
|
230
|
Badan
manusia
|
3.470
|
|
Kayu
|
1.700
|
Protein
|
1.700
|
|
Seng
|
388
|
Minyak
parafin
|
2.100
|
Kapasitas Kalor
Kapasitas kalor adalah banyaknya kalor
yang diperlukan untuk menaikkan suhu suatu benda sebesar 1oC. Secara matematis, pernyataan tersebut ditulis
sebagai berikut.
C
|
=
|
Q
|
……….
Pers. (3)
|
∆T
|
Keterangan:
Q = kalor yang diserap/dilepas (J)
C = kapasitas kalor benda (J/oC)
∆T = perubahan
suhu benda (oC)
Persamaan (3) adalah kapasitas kaor.
Terdapat perbedaan pengertian antara kapasitas kalor (C) dan kalor jenis (c),
tetapi secara matematis keduanya memiliki hubungan sebagai berikut.
Dari persamaan (2) dan persamaan (3)
diperoleh:
c
|
=
|
C
|
m
|
Maka:
C = mc
………. Pers. (4)
|
Keterangan:
C = kapasitas kalor benda (J/oC)
m = massa zat (kg)
c = kalor jenis (J/kgoC)
Hukum Kekekalan Energi untuk Kalor (Asas Black)
Telah kalian ketahui bahwa kalor berpindah
dari satu benda yang bersuhu tinggi ke benda yang bersuhu rendah. Perpindahan
ini mengakibatkan terbentuknya suhu akhir yang sama antara kedua benda
tersebut. Pernahkah kalian membuat susu atau kopi?
Sewaktu susu diberi air panas, kalor akan
menyebar ke seluruh cairan susu yang dingin, sehingga susu terasa hangat. Suhu
akhir setelah percampuran antara susu dengan air panas disebut suhu termal
(keseimbangan).
Kalor yang dilepaskan air panas akan sama
besarnya dengan kalor yang diterima susu yang dingin. Kalor merupakan energi
yang dapat berpindah, prinsip ini merupakan prinsip hukum kekekalan energi.
Hukum kekekalan energi di rumuskan pertama kali oleh Joseph Black (1728 – 1899).
Oleh karena itu, pernyataan tersebut juga di kenal sebagai asas Black.
Joseph Black merumuskan perpindahan kalor
antara dua benda yang membentuk suhu termal sebagai berikut.
Qlepas = Qterima
|
……….
Pers. (5)
|
(mc∆T)lepas = (mc∆T)terima
|
Keterangan:
Qlepas = besar kalor yang diberikan (J)
Qterima = besar kalor yang diterima (J)
Selanjutnya, persamaan (5) dikenal
sebagai asas Black.
Jenis-Jenis Kalor
Setiap zat memiliki kecenderungan untuk
berubah jika zat tersebut diberikan temperatur yang tinggi (dipanaskan) ataupun
temperatur yang rendah (didinginkan). Kecenderungan untuk berubah wujud ini
disebabkan oleh kalor yang dimiliki setiap zat. Suatu zat dapat berubah menjadi
tiga wujud zat, di antaranya cair, padat, dan gas. Perubahan wujud zat ini
diikuti dengan penyerapan dan pelepasan kalor.
1. Kalor Penguapan dan Pengembunan
Kalor penguapan adalah kalor yang
dibutuhkan oleh suatu zat untuk menguapkan zat tersebut. Jadi, setiap zat yang
akan menguap membutuhkan kalor. Adapun kalor pengembunan adalah kalor yang
dilepaskan oleh uap air yang berubah wujud menjadi air. Jadi, pada setiap
pengembunan akan terjadi pelepasan kalor.
esarnya kalor yang dibutuhkan pada saat
penguapan dan kalor yang dilepaskan pada saat pengembunan adalah sama. Secara
matematis, kalor penguapan dan pengembunan dapat dituliskan sebagai berikut.
Q = mL
………. Pers. (6)
|
Keterangan:
Q = kalor yang dibutuhkan saat penguapan
atau kalor yang dilepaskan saat pengembunan.
m = massa zat
L = kalor laten penguapan atau pengembunan
2. Kalor Peleburan dan Pembekuan
Pernahkah kalian mendengar atau menerima
informasi tentang peristiwa mencairnya gunung-gunung es di kutub utara akibat
pemanasan global? Mencair atau meleburnya es di kutub utara disebabkan oleh
adanya pemanasan. Jika benda mengalami peleburan, perubahan wujud yang terjadi
adalah dari wujud zat padat menjadi zat cair.
Dalam hal ini, akan terjadi penyerapan
kalor pada benda. Adapun perubahan wujud zat dari cair ke padat disebut sebagai
proses pembekuan. Dalam hal ini, akan terjadi proses pelepasan kalor. Besarnya
kalor yang dibutuhkan pada saat peleburan dan besarnya kalor yang dilepaskan
dalam proses pembekuan adalah sama.
Perumusan untuk kalor peleburan dan
pembekuan sama dengan perumusan pada kalor penguapan dan pengembunan, yakni
sebagai berikut.
Q = mL
………. Pers. (7)
|
Keterangan:
Q = kalor yang dibutuhkan saat peleburan
atau kalor yang dilepaskan saat pembekuan.
m = massa zat
L = kalor laten peleburan atau pembekuan.
Contoh soal
dan Pembahasan tentang Kalor
1. 200 gram air dikalorkan dari 20oC menjadi 45oC. Jika diketahui kalor jenis air 1 kalg-1oC-1 atau 4200 Jkg-1K-1. Tentukan:
a. Banyaknya kalor dalam kalori
b. Banyaknya kalor dalam joule
Penyelesaian:
Diketahui:
m = 200 g = 0,2 kg
T1 = 20oC = 293 K
T2 = 45oC = 318 K
c = 1 kalg-1oC-1 = 4200 Jkg-1K-1
Ditanyakan: Q dalam kalori dan joule
Jawab:
a. Menentukan jumlah kalor dalam kalori
Q = mc∆T
Q = mc(T2 – T1)
Q = 200 g × 1 kalg-1oC-1 × (45oC – 20oC)
Q = 200 g × 1 kalg-1oC-1 × 25oC
Q = 5.000 kalori
b. Menentukan jumlah kalor dalam joule
Q = mc∆T
Q = mc(T2 – T1)
Q = 0,2 kg × 4200 Jkg-1K-1× (318
K – 293 K)
Q = 0,2 kg × 4200 Jkg-1K-1 × 25 K
Q = 21.100 joule.
Catatan penting: perubahan suhu dari satuan celcius dan kelvin sama,
jadi tidak perlu melakukan koversi satuan terlebih dahulu.
2. Berapa besar kalor yang diperlukan
untuk menaikkan suhu sebatang besi yang massanya 10 kg dari 20oC menjadi 100oC, jika kalor jenis besi 450 J/kgoC?
Penyelesaian:
Diketahui:
Diketahui:
m = 10 kg
T1 = 20oC
T2 = 100oC
c = 450 J/kg oC
Ditanyakan: Q?
Jawab:
Q = mc∆T
Q = mc(T2 – T1)
Q = 10 × 450 × (100 – 20)
Q = 10 × 450 × 80
Q = 360.000 J = 360 kJ
Jadi, kalor yang dibutuhkan sebatang besi
tersebut sebesar 360 kJ.
3. Sepotong besi yang memiliki massa 3 kg,
dipanaskan dari suhu 20oC hingga 120oC. Jika kalor yang diserap besi sebesar 135 kJ.
Tentukan kapasitas kalor besi dan kalor jenis besi.
Penyelesaian:
Diketahui:
m = 3 kg
∆T = 120oC – 20oC = 100oC
Q = 135 kJ = 135.000 J
Ditanyakan C dan c
Jawab:
■ Menentukan kapasitas kalor besi
C = Q/∆T
C = 135.000 J/100oC
C = 1.350 J/oC
■ Menentukan kalor jenis besi
c = C/m
c = 1.350/3
c = 450 J/kgoC
4. Air sebanyak 0,5 kg yang bersuhu 100oC dituangkan ke dalam bejana dari aluminium yang
memiliki massa 0,5 kg. Jika suhu awal bejana sebesar 25oC, kalor jenis aluminium 900 J/kgoC, dan kalor jenis air 4.200 J/kgoC, maka tentukan suhu akhir kesetimbangan yang
tercapai! (anggap tidak ada kalor yang mengalir ke lingkungan).
Penyelesaian:
Diketahui:
Diketahui:
mbjn = 0,5
kg
mair = 0,5
kg
Tair = 100oC
Tbjn = 25oC
cair = 4.200
J/kgoC
cbjn = 900
J/kgoC
Ditanyakan: Ta (suhu
akhir)
Jawab:
Qlepas = Qterima
mair × cair × ∆Tair = mbjn × cbjn × ∆Tbjn
0,5 × 4.200 × (100 – Ta) = 0,5 × 900 × (Ta – 25)
210.000 – 2.100Ta = 450Ta – 11.250
450Ta +
2.100Ta =
210.000 + 11.250
2.550Ta =
222.250
Ta =
222.250/2.550
Ta =
87,156oC
Jadi, suhu akhir campuran atau suhu
kesetimbangan termalnya adalah 87,156oC.
5. Berapakah besarnya kalor yang
dibutuhkan untuk mencairkan es sebanyak 500 gram pada temperatur 0oC menjadi cair seluruhnya yang memiliki temperatur 10oC? Diketahui kalor laten peleburan es menjadi air
sebesar 80 kal/g.
Jawab
Diketahui:
L = 80 kal/g, dan m = 500 gram.
Dengan menggunakan Persamaan (7),
diperoleh:
Q = m L
Q= 500 gram × 80 kal/g
Q= 40.000 kal Q = 40 kkal
Jadi, besarnya kalor yang dibutuhkan untuk
meleburkan es menjadi cair seluruhnya adalah sebesar 40 kkal.
Penerapan Kalor dalam Kehidupan
Sehari-hari
Penerapan atau pemanfaatan kalor dalam
kehidupan sehari-hari dapat kita jumpai dari peralatan rumah tangga, seperti
pada termos, setrika, panci, dan alat-alat dapur lainnya. Berikut ini adalah
beberapa contoh pemanfaatan kalor dan penjelasannya.
1. Penerapan kalor pada lemari pendingin
(kulkas)
Penurunan suhu dalam kulkas disebabkan
oleh penguapan freon yang mengalir dalam pipa yang melewati kulkas. Apabila
freon menguap dalam pipa yang terletak di dalam ruang pembeku, maka freon akan
menyerap kalor dari ruang pembekuan. Pompa listrik mengalirkan freon yang sudah
dimampatkan melalui pipa.
Freon melepaskan kalor, terjadi
pengembunan. Freon berubah wujud dari gas ke cair. Pada waktu pengembunan,
sirip pipa di bagian belakang terasa panas. Freon cair dialirkan ke dalam ruang
pembekuan. Freon menyerap kalor, mengakibatkan suhunya menjadi turun. Uap freon
terus dialirkan dan keluar ruang pembekuan, kemudian dimampatkan lagi. Dan
seterusnya secara berulang-ulang.
2. Penerapan kalor pada setrika
Seterika terbuat dari logam yang bersifat
konduktor yang dapat memindahkan kalor secara konduksi ke pakaian yang sedang
diseterika. Adapun, pegangan seterika terbuat dari bahan yang bersifat
isolator.
3. Penerapan kalor pada panci masak
Panci masak terbuat dari bahan konduktor
yang bagian luarnya mengkilap. Hal ini untuk mengurangi pancaran kalor. Adapun
pegangan panci terbuat dari bahan yang bersifat isolator untuk menahan panas.
4. Penerapan kalor pada termos
Termos berfungsi untuk menyimpan zat cair
yang berada di dalamnya agar tetap panas dalam jangka waktu tertentu. Termos
dibuat untuk mencegah perpindahan kalor secara konduksi, konveksi, maupun
radiasi. Dinding termos dibuat sedemikian rupa, untuk menghambat perpindahan
kalor pada termos, yaitu dengan cara:
■ Permukaan
tabung kaca bagian dalam dibuat mengkilap dengan lapisan perak yang berfungsi
mencegah perpindahan kalor secara radiasi dan memantulkan radiasi kembali ke
dalam termos,
■ Dinding kaca
sebagai konduktor yang jelek, tidak dapat memindahkan kalor secara konduksi,
dan
■ Ruang hampa
di antara dua dinding kaca, untuk mencegah kalor secara konduksi dan agar
konveksi dengan udara luar tidak terjadi.
5. Penerapan
kalor pada solder
Untuk melekatkan komponen elektronika ke
papan rangkaian kita menggunakan cairan timah dengan menyoldernya. Solder
listrik akan menerima panas dari konversi energy listrik. Panas dari energy
listrik ini akan diterukan ke ujung logam pada solder yang di sentuhkan ke
timah yang diposisikan di kaki-kaki komponen elektronika yang akan di lekatkan.
Setelah beberapa saat, timah akan meleleh
dan pada saat itu solder kita angkat. Timah akan segera mendingin dan membeku,
melekatkan kaki komponen elektronika tadi ke papan rangkaian dengan kuat.
Referensi:
http://fisikazone.com/pemanfaatan-kalor-dalam-kehidupan-sehari-hari.
Comments
Post a Comment